PSIKOLOGI REMAJA DAN DEWASA
A.MASA REMAJA
1.Ciri ciri remaja dan masalahnya
Masa remaja adalah masa transisi, masa peralihan dari anak anak ke dewasa. Batas umur dan. masalah-masalahnya. Tergantung pada keadaan masyarakat dan lingkungan dimana ia tinggal.
# pada masyarakat yang sederhana/statis (di desa) maka biasanya masa remaja cukup pendek. Karena. anak-anak bisa langsung pindah menjadi dewasa. Hal ini terjadi karena budaya dan kebiasaan dalam masyarakat tersebut, seperti:
•perkawinan dini
•Peran/pekerjaan orang tua yang dipegang oleh anak anak yang dianggap pantas
•dll
# pada masyarakat yang majmuk (maju) dan dinamis seperti diperkotaan maka masa remaja jauh lebih panjang dirasakan, karena untuk diterima sebagai kelompok orang dewasa dan anak anak memerlukan proses yang cukup pajang karena dipengaruhi oleh faktor:
- pendidikan
- kepandaian dan keterampilan tertentu
- kematangan sosial
2. Syarat-syarat dianggap dewasa
Perubahan? Yang dialami remaja, pada saat ini berjalan di iringi dengan berbagai kesulitan. Seperti jangka waktu yang panjang, keadaan sosial kultural dimana ia berkembang dan dimana ia berperang sebagai orang dewasa.selain itu, harus juga diingat berbahayanya tuntutan lingkungan karena penampilan tubuh untuk mendewasa.
Mengenai waktu masa remaja pada umumnya antara 12-21 tahun.
Senin, 13 November 2017
Jumat, 10 November 2017
pertempuran AS melawan pejuang islam somalia
Film yang menceritakan tentang jatuhnya
dua helikopter militer Amerika, UH-60 Black Hawk setelah ditembak jatuh
oleh pejuang Islam Somalia yang hanya bersenjatakan sederhana.
Film Black Hawk Down diambil dari peristiwa nyata tentang Pertempuran
Mogadishu yang terjadi pada tahun 1993, antara tentara Amerika melawan
pejuang Islam Somalia klan Habr Gidr. Pimpinan Muhammad Farah Aidid.
Musim gugur di Mogadishu, Oktober 1993, mengembuskan sebuah tanda
kematian. Ketika fajar tiba memulai tanggal 3 Oktober, peluru dan granat
menyalak tak berkesudahan. Ketika 160 orang pasukan militer Amerika
Serikat menembus lorong-lorong Mogadishu, Somalia, 3 Oktober 1993.
Semula, di bawah pimpinan Jenderal William F. Garrison (Sam Shepard),
mereka diberi tugas menculik letnan-letnan utama Jenderal Muhammad
Farrah Aidid, warlord yang menguasai kawasan ibu kota tersebut. Operasi
ini dijadwalkan berlangsung 30 menit saja. Namun, misi yang semula
dianggap enteng ini berujung bencana.
Dari sore hingga fajar pecah keesokan harinya, peluru, granat, dan berbagai macam senjata yang diperjualbelikan di Mogadishu bak kacang goreng itu tak henti-hentinya menghajar dan mencabik tubuh mereka. Dua helikopter Amerika juga ditembak jatuh. Seluruh kota seperti telah melawan mereka sehingga tak ada pilihan selain balas mengamuk. Peristiwa ini menyebabkan 10 orang pasukan AS tewas dan puluhan orang luka berat. Maka, ini kemudian menjadi tragedi terbesar pada masa pemerintahan Bill Clinton.
Inilah peristiwa hitam—jauh sebelum Tragedi World Trade Center—yang direkam oleh wartawan Philadelphia Inquirer dalam buku berjudul Black Hawk Down, yang kemudian diangkat ke layar lebar oleh sutradara Ridley Scott. Inilah kisah nyata ketika 250 ribu pasukan marinir AS yang bertugas bersama PBB untuk mendistribusikan makanan di Somalia merasa "impoten" dalam perang sipil yang dikuasai milisia yang luar biasa brutal itu. Kebijakan AS saat itu: menangkap Muhammad Farrah Aidid. Dan Jenderal Garrison sudah melampaui batas waktu penangkapan yang diberikan oleh Washington. Maka terjadilah peristiwa nahas itu.
Sutradara Inggris yang tahun lalu filmnya, Gladiator, terpilih sebagai film terbaik Academy Awards ini menggunakan pendekatan semidokumenter dalam film ini untuk membawa penonton pada gambaran nyata sebuah perang. Ia tak segan-segan menyodorkan gambar tangan terputus atau badan tentara yang terbelah total tetapi toh bibirnya masih sempat berbicara. Kiat ini bukan barang baru. Oliver Stone telah menggunakannya dalam Platoon, begitu juga Steven Spielberg dalam Saving Private Ryan. Namun kebrutalan perang dalam Black Hawk Down semakin terasa nyata karena ia tampil dua jam nyaris tanpa jeda, sehingga film terasa lebih menohok dan butuh ketabahan tersendiri untuk menontonnya.
Sayang sekali, informasi sebab-musabab awal keterlibatan AS dan negara-negara lain yang berdatangan ke Somalia untuk membantu ditampilkan cuma sekelebat. Latar belakang historis perang antarklan juga mengawang, sehingga tokoh-tokoh milisi Somalia hadir brutal tanpa alasan yang cukup. Alasan strategis peluncuran misi penculikan juga tak pernah jelas karena lawan politik Aidid tak dimunculkan. Akibatnya, dalam beberapa adegan film ini jadi kehilangan konteks. Film ini punya potensi menerbitkan salah paham bahwa mayoritas warga Somalia haus darah. Namun, di sisi lain, hal ini malah menimbulkan efek dramatis ketika para prajurit harus terus bertempur di tengah ketidakyakinan mereka terhadap misi ini. Karena itu, tanpa disadari—barangkali—Ridley telah menciptakan sebuah film perang yang antiperang, seperti sikap sutradara Kenneth Brannagh dalam film Henry V.
Itulah sebabnya, meski berkisah tentang serdadu Amerika, Black Hawk Down bukanlah film laga ala Rambo, yang tak tahu malu mengagumi aksi norak koboi militer negara adidaya itu di wilayah orang lain. Film ini tak menyajikan sosok Mel Gibson atau Tom Cruise, apalagi Sylvester Stallone untuk membuat penonton merasa tenang bahwa akhir dari seluruh kerusuhan ini akan beres karena datangnya sang jagoan. Sebaliknya, ini adalah film yang secara terus terang menyuguhkan kisah militer Amerika sebagai pecundang. Dari perimbangan angka korban, pasukan Amerika unggul banyak, 18 prajurit lawan seribu orang warga Somalia. Namun, bukankah ini satu bentuk kekalahan telak, sebuah misi yang tak jelas akhirnya merenggut nyawa sekian banyak manusia?
Adegan-adegan yang menampilkan warga sipil Somalia sangat menyentuh. Seorang wanita dan anak-anaknya terduduk di pojok rumahnya dalam roman ketakutan saat seorang serdadu Amerika masuk. Seorang anak lelaki kencur menangis hebat saat tembakannya yang diarahkan ke pasukan Amerika salah sasaran dan mengenai ayahnya sendiri. Seorang perempuan merenggut senapan dari pasangannya yang tewas dan menembaki para tentara asing sebelum akhirnya ia sendiri jatuh terkena peluru. Dengan cara penyampaian seperti itu, Black—yang dalam ajang Academy Awards tahun ini sudah berhasil meraih lima nominasi (sutradara, penyuntingan, sinematografi, tata suara, dan penyuntingan suara)—tak perlu lagi menggunakan kata-kata petuah tentang kengerian perang.
Sinematografer Slawomir Idziak punya andil besar dalam menciptakan suasana kelam. Penonton seperti bisa merasakan taburan debu dan pecahan batu saat helikopter Amerika jatuh. Idziak menghindari warna-warna cerah untuk penggambaran adegan tempur. Ia menampilkan gambar memburam secara bertahap seiring dengan malam tiba. Penyuntingan tangkas yang dilakukan Pietro Scalia membuat hasil kerja Idziak kian menggigit. Musik yang ditata Hans Zimmer ikut menambah getar, namun senandung sedih yang jadi lagu penutup terlalu mirip karyanya dalam film Gladiator, film terbaik Oscar tahun 2001 lalu yang juga disutradarai Scott. Setiap pemain dalam film ini mendapatkan porsi yang relatif berimbang. Josh Harnett, Ewan McGregor, Sam Shepard, ataupun Tom Sizemore bermain standar. Karakter yang mereka mainkan praktis statis karena film ini hanya menyorot 15 jam kehidupan serdadu Amerika di Somalia.
Tanpa paham konteks cerita, penonton akan menjumpai lubang besar saat menyimak Black Hawk Down. Yang juga patut disayangkan adalah saat Scott menghindari menampilkan gambar paling dramatis dari kejadian nyata hari itu, mayat Sersan Gary Gordon yang diseret sepanjang jalan Mogadishu dalam keadaan setengah telanjang. Scott mungkin tak ingin kenangan pahit tersebut kembali meneror (penonton Amerika). Tapi meninggalkan momen ini seperti menghilangkan ironi terbesar: prajurit Amerika yang datang dengan misi kemanusiaan—terlepas dari segala kepongahannya—harus menjumpai nasib mengenaskan di bumi kerontang Afrika.
Dari sore hingga fajar pecah keesokan harinya, peluru, granat, dan berbagai macam senjata yang diperjualbelikan di Mogadishu bak kacang goreng itu tak henti-hentinya menghajar dan mencabik tubuh mereka. Dua helikopter Amerika juga ditembak jatuh. Seluruh kota seperti telah melawan mereka sehingga tak ada pilihan selain balas mengamuk. Peristiwa ini menyebabkan 10 orang pasukan AS tewas dan puluhan orang luka berat. Maka, ini kemudian menjadi tragedi terbesar pada masa pemerintahan Bill Clinton.
Inilah peristiwa hitam—jauh sebelum Tragedi World Trade Center—yang direkam oleh wartawan Philadelphia Inquirer dalam buku berjudul Black Hawk Down, yang kemudian diangkat ke layar lebar oleh sutradara Ridley Scott. Inilah kisah nyata ketika 250 ribu pasukan marinir AS yang bertugas bersama PBB untuk mendistribusikan makanan di Somalia merasa "impoten" dalam perang sipil yang dikuasai milisia yang luar biasa brutal itu. Kebijakan AS saat itu: menangkap Muhammad Farrah Aidid. Dan Jenderal Garrison sudah melampaui batas waktu penangkapan yang diberikan oleh Washington. Maka terjadilah peristiwa nahas itu.
Sutradara Inggris yang tahun lalu filmnya, Gladiator, terpilih sebagai film terbaik Academy Awards ini menggunakan pendekatan semidokumenter dalam film ini untuk membawa penonton pada gambaran nyata sebuah perang. Ia tak segan-segan menyodorkan gambar tangan terputus atau badan tentara yang terbelah total tetapi toh bibirnya masih sempat berbicara. Kiat ini bukan barang baru. Oliver Stone telah menggunakannya dalam Platoon, begitu juga Steven Spielberg dalam Saving Private Ryan. Namun kebrutalan perang dalam Black Hawk Down semakin terasa nyata karena ia tampil dua jam nyaris tanpa jeda, sehingga film terasa lebih menohok dan butuh ketabahan tersendiri untuk menontonnya.
Sayang sekali, informasi sebab-musabab awal keterlibatan AS dan negara-negara lain yang berdatangan ke Somalia untuk membantu ditampilkan cuma sekelebat. Latar belakang historis perang antarklan juga mengawang, sehingga tokoh-tokoh milisi Somalia hadir brutal tanpa alasan yang cukup. Alasan strategis peluncuran misi penculikan juga tak pernah jelas karena lawan politik Aidid tak dimunculkan. Akibatnya, dalam beberapa adegan film ini jadi kehilangan konteks. Film ini punya potensi menerbitkan salah paham bahwa mayoritas warga Somalia haus darah. Namun, di sisi lain, hal ini malah menimbulkan efek dramatis ketika para prajurit harus terus bertempur di tengah ketidakyakinan mereka terhadap misi ini. Karena itu, tanpa disadari—barangkali—Ridley telah menciptakan sebuah film perang yang antiperang, seperti sikap sutradara Kenneth Brannagh dalam film Henry V.
Itulah sebabnya, meski berkisah tentang serdadu Amerika, Black Hawk Down bukanlah film laga ala Rambo, yang tak tahu malu mengagumi aksi norak koboi militer negara adidaya itu di wilayah orang lain. Film ini tak menyajikan sosok Mel Gibson atau Tom Cruise, apalagi Sylvester Stallone untuk membuat penonton merasa tenang bahwa akhir dari seluruh kerusuhan ini akan beres karena datangnya sang jagoan. Sebaliknya, ini adalah film yang secara terus terang menyuguhkan kisah militer Amerika sebagai pecundang. Dari perimbangan angka korban, pasukan Amerika unggul banyak, 18 prajurit lawan seribu orang warga Somalia. Namun, bukankah ini satu bentuk kekalahan telak, sebuah misi yang tak jelas akhirnya merenggut nyawa sekian banyak manusia?
Adegan-adegan yang menampilkan warga sipil Somalia sangat menyentuh. Seorang wanita dan anak-anaknya terduduk di pojok rumahnya dalam roman ketakutan saat seorang serdadu Amerika masuk. Seorang anak lelaki kencur menangis hebat saat tembakannya yang diarahkan ke pasukan Amerika salah sasaran dan mengenai ayahnya sendiri. Seorang perempuan merenggut senapan dari pasangannya yang tewas dan menembaki para tentara asing sebelum akhirnya ia sendiri jatuh terkena peluru. Dengan cara penyampaian seperti itu, Black—yang dalam ajang Academy Awards tahun ini sudah berhasil meraih lima nominasi (sutradara, penyuntingan, sinematografi, tata suara, dan penyuntingan suara)—tak perlu lagi menggunakan kata-kata petuah tentang kengerian perang.
Sinematografer Slawomir Idziak punya andil besar dalam menciptakan suasana kelam. Penonton seperti bisa merasakan taburan debu dan pecahan batu saat helikopter Amerika jatuh. Idziak menghindari warna-warna cerah untuk penggambaran adegan tempur. Ia menampilkan gambar memburam secara bertahap seiring dengan malam tiba. Penyuntingan tangkas yang dilakukan Pietro Scalia membuat hasil kerja Idziak kian menggigit. Musik yang ditata Hans Zimmer ikut menambah getar, namun senandung sedih yang jadi lagu penutup terlalu mirip karyanya dalam film Gladiator, film terbaik Oscar tahun 2001 lalu yang juga disutradarai Scott. Setiap pemain dalam film ini mendapatkan porsi yang relatif berimbang. Josh Harnett, Ewan McGregor, Sam Shepard, ataupun Tom Sizemore bermain standar. Karakter yang mereka mainkan praktis statis karena film ini hanya menyorot 15 jam kehidupan serdadu Amerika di Somalia.
Tanpa paham konteks cerita, penonton akan menjumpai lubang besar saat menyimak Black Hawk Down. Yang juga patut disayangkan adalah saat Scott menghindari menampilkan gambar paling dramatis dari kejadian nyata hari itu, mayat Sersan Gary Gordon yang diseret sepanjang jalan Mogadishu dalam keadaan setengah telanjang. Scott mungkin tak ingin kenangan pahit tersebut kembali meneror (penonton Amerika). Tapi meninggalkan momen ini seperti menghilangkan ironi terbesar: prajurit Amerika yang datang dengan misi kemanusiaan—terlepas dari segala kepongahannya—harus menjumpai nasib mengenaskan di bumi kerontang Afrika.
Pada tanggal 3 Oktober 1993, militer Amerika mengirimkan pasukan
elitnya secara besar-besaran, hanya untuk memburu Pemimpin pejuang Islam
Somalia, Muhammad Farah Aidid. Pasukan elit tersebut terdiri dari,
Pasukan US Delta Force, Tentara Ranger, pararescuemen Angkatan Udara,
unit tempur Angkatan Udara, pasukan khusus Navy SEAL, dan Resimen
Operasi Khusus Penerbangan 160.
Militer Amerika dengan sombongnya memprediksi hanya akan membutuhkan
waktu beberapa jam saja untuk mendapatkan Aidid. Tapi diluar dugaan,
pertempuran justru memakan waktu hingga 2 hari, tanggal 3-4 Oktober.
Penyerangan militer Amerika terhadap pejuang Islam Somalia tadinya
sesuai rencana, yang hanya memakan beberapa jam saja. Tetapi semua itu
berubah, ketika dua helikopter canggih Black Hawk ditembak jatuh oleh
roket RPG yang dilontarkan pejuang Islam Somalia.
Tersebar kabar, salah satu penembak adalah Zachariah al Tunisi,
pejuang Islam Somalia, yang dikemudian hari bergabung dengan Al Qaeda,
lalu beliau gugur syahid di Afghanistan pada November 2001.
Insiden tersebut mengakibatkan,
- 18 tentara Amerika tewas,
- 73 lainnya terluka dan,
- 1 kru Black Hawk ditawan.
Pada tanggal 24 April 1994, Boutros Ghali (Sekjen PBB di masa itu)
mengumumkan kekalahan dan menyatakan bahwa Misi PBB sudah berakhir
disana. Kekalahan itu diikuti oleh tentara Amerika yang kemudian menarik
mundur pasukannya dari sana.
Misi Amerika di Somalia oleh banyak pengamat dipandang telah gagal.
Beredarnya gambar dan foto jasad tentara Amerika yang tewas yang
diseret-seret di jalanan Mogadishu telah membangkitkan kemarahan publik
Amerika. Pemerintah kala itu akhirnya semakin tertekan.
Kamis, 09 November 2017
Pengertian patung dan jenis2nya
Pengertian Patung
Patung adalah pemaparan ekspresi, gagasan, dan ide dalam bentuk karya seni rupa tiga dimensional yang merupakan tiruan dari bentuk manusia dan alam dengan menggunakan berbagai teknik khusus (pahat, cetak, membutsir dan kontruksi)
Fungsi patung
Secara umum fungsi seni patung tidak terlepas dari tujuan diciptakannya patung itu sendiri .berdasarkan tujuan pembuatannya, patung ada enam macam, yaitu sebagai berikut :
a. Patung religi :
Jenis karya patung dapat di bedakan menjadi 3 yaitu :
Patung dada
Yang dimaksud dengan patung dada adalah penampilan karya seni patung sebatas dada ke atas / bagian kepala saja. Patung ini sering disebut pula patung Baste.
Patung torso
Istilah torso disebut juga badan. Patung torso adalah karya seni patung yang penampilannya hanya menampilkan bagian badan, dari dada, pinggang, dan panggul atau patung manusia yang tidak mempunyai kepala, tangan dan kaki.
Patung lengkap
Penampilan karya patung ini lengkap, maksudnya terdiri dari seluruh anggota badan, mulai dari kepala sampai kaki.
Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung moderen dapat di bedakan menjadi 3 corak sebagai berikut :
Corak ini mempunyai bentuk yang telah banyak mengalami perubahan. Bentuk-bentuk alam diolah menurut gagasan dan imajinasi pematung. Pengubahan dari bentuk alam menjadi bentuk baru ini masih terkait dengan sifat fisiknya.
Tokoh-tokoh corak deformatif :
1) But Muchtar
Corak Nonfiguratif/Abstrak
Corak ini secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk alam dalam mewujudkannya (abstrak). Corak abstrak banyak dipengaruhi oleh aliran konstruktifisme. Patung dipandang sebagai rangkaian bentuk konstruksi yaitu susunan material seperti besi, plat, kawat, kayu, plastic, dan sebagainya.
Tokoh-tokoh corak Nonfiguratif :
1) G. Sidharta
2) Rita Widagdo
Media Seni Patung
Artinya bahan itu tidak lunak dan tidak keras. Contohnya : kayu waru,kayu sengan, kayu randu,dan kayu mahoni.
Patung adalah pemaparan ekspresi, gagasan, dan ide dalam bentuk karya seni rupa tiga dimensional yang merupakan tiruan dari bentuk manusia dan alam dengan menggunakan berbagai teknik khusus (pahat, cetak, membutsir dan kontruksi)
Fungsi patung
Secara umum fungsi seni patung tidak terlepas dari tujuan diciptakannya patung itu sendiri .berdasarkan tujuan pembuatannya, patung ada enam macam, yaitu sebagai berikut :
a. Patung religi :
- sebagai sarana untuk beribadah
atau bermakna religius
b.
Patung monumen :
- untuk memperingati jasa
seseorang, kelompok, atau peristiwa bersejarah
c.
Patung arsitektur :
- yaitu patung yang ikut aktif
berfungsi dalam konstruksi bangunan
d.
Patung dekorasi :
- yaitu patung untuk menghias
bangunan atau memperindah lingkungan
e.
Patung seni :
- yaitu patung yang
diciptakan untuk dinikmati keindahannya
f.
Patung kerajinan :
- yaitu patung hasil karya
kerajinan.
Jenis
dan Corak Patung
Jenis karya patung dapat di bedakan menjadi 3 yaitu :
Patung dada
Yang dimaksud dengan patung dada adalah penampilan karya seni patung sebatas dada ke atas / bagian kepala saja. Patung ini sering disebut pula patung Baste.
Patung torso
Istilah torso disebut juga badan. Patung torso adalah karya seni patung yang penampilannya hanya menampilkan bagian badan, dari dada, pinggang, dan panggul atau patung manusia yang tidak mempunyai kepala, tangan dan kaki.
Patung lengkap
Penampilan karya patung ini lengkap, maksudnya terdiri dari seluruh anggota badan, mulai dari kepala sampai kaki.
Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung moderen dapat di bedakan menjadi 3 corak sebagai berikut :
Corak Imitatif / Realis
Corak
ini merupakan tiruan dari bentuk alam, perwujudan patung ini
berdasarkan
fisio plastic (bentuk fisik) baik anatomi, proporsi, maupun ekspresi
Tokoh-tokoh corak Imitatif :
1) Hendra
2) Trubus
3) Saptoto
4) Edy Sunarso
Corak
DekoratifTokoh-tokoh corak Imitatif :
1) Hendra
2) Trubus
3) Saptoto
4) Edy Sunarso
Corak ini mempunyai bentuk yang telah banyak mengalami perubahan. Bentuk-bentuk alam diolah menurut gagasan dan imajinasi pematung. Pengubahan dari bentuk alam menjadi bentuk baru ini masih terkait dengan sifat fisiknya.
Tokoh-tokoh corak deformatif :
1) But Muchtar
Corak Nonfiguratif/Abstrak
Corak ini secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk alam dalam mewujudkannya (abstrak). Corak abstrak banyak dipengaruhi oleh aliran konstruktifisme. Patung dipandang sebagai rangkaian bentuk konstruksi yaitu susunan material seperti besi, plat, kawat, kayu, plastic, dan sebagainya.
Tokoh-tokoh corak Nonfiguratif :
1) G. Sidharta
2) Rita Widagdo
Media Seni Patung
Media
seni patung adalah berupa bahan, alat, dan teknik yang diperlukan dalam seni
patung.
Bahan
Bahan seni patung dapat
di bedakan menjadi tiga yaitu :
1) Bahan lunak
Yang dimaksud bahan lunak adalah material yang empuk dan mudah di bentuk misalnya : tanah liat, lilin, sabun.
2) Bahan sedangYang dimaksud bahan lunak adalah material yang empuk dan mudah di bentuk misalnya : tanah liat, lilin, sabun.
Artinya bahan itu tidak lunak dan tidak keras. Contohnya : kayu waru,kayu sengan, kayu randu,dan kayu mahoni.
3)
Bahan keras
Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya : kayu jati, kayu sonokeling dan kayu ulin. Bahan batu-batuan antara lain batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam (manmer).
Selain bahan-bahan tersebut masih ada bahan yang dapat dipergunakan untuk membuat patung yaitu semen-pasir, gips, kuningan, perunggu, emas dan sebagainya.
Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya : kayu jati, kayu sonokeling dan kayu ulin. Bahan batu-batuan antara lain batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam (manmer).
Selain bahan-bahan tersebut masih ada bahan yang dapat dipergunakan untuk membuat patung yaitu semen-pasir, gips, kuningan, perunggu, emas dan sebagainya.
ALAT
Peralatan yang digunakan untuk membuat patung tergantung kepada bahan dan tekniknya alat-alat yang digunakan :
Peralatan yang digunakan untuk membuat patung tergantung kepada bahan dan tekniknya alat-alat yang digunakan :
1) Butsir adalah alat Bantu untuk
membuat patung terbuat dari kayu dan kawat.
2) Meja putar adalah meja untuk
membuat patung dan dapat di gerakan denagan cara diputar,fungsinya untuk
memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
3) Pahat
4) Palu
5) Cetakan berfungsi untuk
mengencangkan
ikatan kawat dan
memotong ikatan kawat.
6)
Sendok adokan berfungsi untuk mengambil adonan dan
menempelkanya pada kerangka patung.
Teknik
Pembuatan Patung
Teknik
adalah cara untuk melakukan sesuatu. Teknik pembuatan patung ada 4 yaitu :
Teknik Membentuk
:
Membuat
patung dengan menyusun atau menempel sedikit demi sedikit bahan yang
digunakan. Bahan yang cocok dengan teknik ini adalah tanah liat, semen, dan
gips.
Teknik Merakit
:
Merakit
hamper sama dengan membentuk , namun biasanya terdiri atas bagian – bagian yang
merupakan beberapa potongan atau barang lepasan. Patung disusun atau dibentuk dengan
cara mengelem atau mengelas sesuai dengan bahannya. Bahan yang digunakan antara
lain potongan karton, kayu dan komponen besi.
Teknik Memahat
:
Mengurangi
bagian bahan yang tidak dipakai dengan caramenoreh, melubangi, menggores,
mencungkil, dan sebagainya. Bahan yang cocok dengan teknik ini adalah bahan
keras, seperti kayu, batu, dan gips yang telah mengeras.
Teknik Membutsir :
Teknik Membutsir :
Mengurangi
bagian bahan yang tidak dipakai sedikit demi sedikit menggunakan alat sejenis
pisau berukuran kecil. Bahan yang cocock dengan teknik ini adalah bahan lunak
seperti lilin, sabun, dan gips.
Teknik Mencetak
:
Teknik
ini diawali dengan membuat model. Model dijadikan alat pembentuk cetakan,
kemudian barulah cetakan diisi dengan bahan pembuat patung. Bahan yang cocock
dengan teknik ini adalah logam, fiberglass, karet, kaca, dan bahan –
bahan lain yang dapat dicairkan dan mengeras kembali.
Teknik Menempa
:
Membentuk
lembaran atau batangan logam dengan cara memukul – mukul bahan tersebut hingga membentuk
objek yang diinginkan. Agar lebih mudah dibentuk, logam dapat dipanaskan
terlebih dahulu.
Rabu, 08 November 2017
pengertian satelit VSAT
PENGERTIAN VSAT
secara sederhana adalah sebagai alat penghubung dalam jaringan yang menggunakan perantara satelit. VSAT atau Very Small Aparture Terminal ini secara umum mempunyai bentuk piringan seperti parabola. Antena VSAT merupakan sebuah stasiun untuk menerima sinyal yang datangnya dari satelit, dimana besar antena VSAT ini tidaklah terlalu besar diameternya hanya sekitar 3 meter bahkan kurang dari 3 meter. VSAT mempunyai fungsi utama untuk mengirim dan menerima data menuju ke satelit yang kemudian dikirimkan lagi ke titik VSAT lainnya yang terdapat di bumi.
secara sederhana adalah sebagai alat penghubung dalam jaringan yang menggunakan perantara satelit. VSAT atau Very Small Aparture Terminal ini secara umum mempunyai bentuk piringan seperti parabola. Antena VSAT merupakan sebuah stasiun untuk menerima sinyal yang datangnya dari satelit, dimana besar antena VSAT ini tidaklah terlalu besar diameternya hanya sekitar 3 meter bahkan kurang dari 3 meter. VSAT mempunyai fungsi utama untuk mengirim dan menerima data menuju ke satelit yang kemudian dikirimkan lagi ke titik VSAT lainnya yang terdapat di bumi.
Pemasangan VSAT ini sebenarnya menghadap ke sebuah satelit yang berada
di orbit bumi atau disebut dengan satelit geostasioner. Satelit ini
merupakan satelit yang selalu berada di tempat sama dan sejalan dengan
rotasi bumi. Dari pengertian VSAT ini bisa diambil kesimpulan bahwa VSAT
merupakan sebuah antena kecil yang bertugas untuk memancarkan dan
menerima data ke satelit yang kemudian diteruskan kembali pada VSAT
lainnya. VSAT ini sangat membantu bagi Anda yang membutuhkan koneksi
data dengan mudah dan cepat.
Komponen dalam VSAT
VSAT mempunyai tiga komponen utama yang digunakan yaitu ODU atau Outdoor
Unit, IDU atau Indoor Unit, dan Satelit. Untuk lebih jelasnya, berikut
ini kami sajikan beberapa daftar komponen yang ada dalam sistem jaringan
VSAT:
1. ODU
Unit bagian luar atau outdoor unit ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu
antena, BUC, dan LNB. Antena yang digunakan berbentuk parabola dengan
ukuran 2,8 meter dan dipasang pada bagian atap atau dinding atau tanah.
Sedangkan BUC atau Block Up Converter merupakan komponen yang bertugas
untuk menghantarkan sinyal ke satelit atau disebut juga Trasmitter atau
Tx. Komponen ODU yang terakhir adalah LNB atau Low Noise Block Up.
Dimana fungsi dari komponen ini kebalikan dari komponen BUC yaitu
menerima sinyal dari satelit atau disebut Receiver (Rx).
2. IDU
Komponen IDU atau Indooe Unit terdiri atas 2 bagian yaitu modem dan IFL.
Modem berfungsi sebagai alat untuk menyambungkan unit luar dengan IFL
yang mempunyai panjang kurang dari 50 meter. Sedangkan IFL atau Inter
Facility Link merupakan penghubung ODU dan IDU yang bentuknya berupa
kabel dengan konektor berjenis BNC.
3. Satelit
Komponen yang terakhir dalam VSAT adalah satelit. Satelit ini bagian
yang sangat penting yang menghubungkan antara VSAT dalam jangkauan yang
jauh. Selain itu, satelit yang digunakan adalah satelit yang mengorbit
pada bumi.
Kelebihan dan Kekurangan VSAT
Jika diperhatikan VSAT sebagai alat penghubung jaringan ini memang
termasuk alat yang canggih dengan ukuran yang paling kecil sehingga
mudah untuk dipasangkan. Hal ini merupakan salah satu kelebihan dari
penggunaan VSAT. Kelebihan lainnya dari VSAT ini adalah jangkauan yang
bisa dicapai sangatlah jauh bisa mencapai dari setengah bumi. Hal ini
dikarenakan adanya satelit sebagai penghubung yang selalu mengorbit
sesuai dengan orbit rotasi bumi.
Namun sayangnya, VSAT rentan pada molekul air atau cuaca sehingga tidak
bisa berfungsi maksimal jika cuaca sedang buruk. Selain itu, pemasangan
antenanya juga membutuhkan tempat yang cukup banyak. Kelebihan,
kekurangan, dan pengertian VSAT ini akan sangat membantu dalam hal pengenalan mode jaringan.
PROSES TRANSMISI SINYAL SATELIT
1. Data yang akan ditransmisikan dari perangkat remote/user, terlebih
dahulu memasuki modem. Dalam modem ini data dimodulasi. Proses modulasi
ini menggunakan teknik PSK. Modulasi ini bertujuan untuk mentranslasikan
gelombang frekuensi informasi ke dalam gelombang lain pada frekuensi
yang lebih tinggi untuk dibawa ke media transmisi.
2. Setelah data tersebut dimodulasi, selanjutnya akan memasuki perangkat
yang disebut RFT ( RF Transceiver) atau driver. Dalam RFT ini terdapat
Up dan Down Converter. Untuk proses transmit yang digunakan adalah Up
Converter. Up Converter ini berfungsi untuk mentranslasikan sinyal dari
frekwensi menengah IF (Intermediate Frequency) menjadi suatu sinyal RF
(Radio Frequency). Output sinyal yang dihasilkan adalah 5925 – 6425 MHz.
3. Proses selanjutnya adalah memasuki SSPA (Solid State Power Amplifier)
yang berfungsi sama dengan HPA yaitu untuk memperkuat sinyal RF agar
dapat diterima oleh satelit.
4. Sinyal masuk ke dalam feedhorn, sinyal dari feedhorn dipantulkan ke satelit dengan antena.
BELAJAR SING TEMEN
Senin, 30 Oktober 2017
Langganan:
Postingan (Atom)